Senin, 18 Januari 2016

KTI Pre Eklampsia Berat Di RSUD Undata Palu



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pre-eklampsia adalah penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan post partum. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 pada kehamilan. Pre-eklampsia kadang-kadang di sertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskular atau hipertensi sebelumnya (Prawirohardjo 2011).
Pada beberapa kasus preeklampsia terjadi komplikasi yang lebih berat disertai mikroangiopatik destruksi sel darah merah dan trombosit mikroangiopatik yang disebut sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzim, Low Platet Count). Menghadapi sindrom HELLP harus waspada karena terdapat sejumlah penyakit yang gejalanya mirip (Manuaba, 2008 : 418).
Beberapa tahun lalu, penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah karena perdarahan, namun hal ini sudah tak lagi sama. Data penelitian  dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementrian Kesehatan RI  2012 menunjukan sebesar 32,4% penyebab kematian ibu adalah karena tekanan darah tinggi atau hipertensi yang berujung pada kasus preeklampsia-eklampsia. Di Indonesia Preeklampsia merupakan penyebab dari 30-40% kematian maternal (DEPKES RI, 2010).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yang disebabkan oleh perdarahan, preeklampsia-eklampsia, infeksi, komplikasi masa nifas dan partus lama/macet  (DEPKES, 2013).
Berdasarkan program Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 dibidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), sangat dibutuhkan komitmen dan upaya-upaya yang efesien dan efektif serta konsisten secara menyeluruh. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini menjadi perhatian karena merupakan salah satu indikator keberhasilan di bidang kesehatan (KEMENKES, 2013).
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 dari jumlah ibu bersalin 61.077 orang dengan penangganan komplikasi obstetrik sebanyak 57,29% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kematian maternal dan perinatal adalah meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan pada setiap ibu yang memerlukan dengan memenuhi standar asuhan kebidanan tertentu agar aman dan efektif (Prawirohardjo, 2012 : 16).
Adapun upaya yang di lakukan oleh Bidan dalam pelayanan ppAntenatal khususnya pre-eklampsia dimana bidan selaku tenaga kesehatan  melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan secara teratur, bersama kader bidan memotifasi ibu hamil. Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan antenatal. Bidan harus melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Adapun tindakan yang di lakukan bidan yaitu rutin memeriksa tekanan darah ibu hamil dan mencatatnya (Winter, 2012).
Tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan dituntut mampu memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar dan berdasarkan kebutuhan atau permasalahan klien. Untuk terwujudnya pelyanan tersebut, World Health Organization (WHO) menganjurkan agar setiap tenaga kesehatan termasuk Bidan, melakukan pengambilan keputusan klinik dengan benar dan tepat. Hal ini dapat terwujud dengan menggunakan cara berpikir dan bertindak kritis, analitis, dan sistemais. Keputusan klinik yang diambil dalam manajemen asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis masalah yang dihadapi, serta harus segera dipikirkan masalah yang perlu diantisipasi dengan tindakan segera untuk mengatasi masalah yang mengancam jiwa ibu ( Narulita, 2012)
Data RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Januari sampai Desember 2012 Jumlah ibu hamil yang dirawat adalah 626 orang, dan 86 orang ibu hamil yang dirawat karena pre-eklampsia. Pada bulan Januari sampai bulan maret 2013 jumlah ibu hamil yang dirawat adalah 880 orang, dan 94 orang ibu hamil yang dirawat karena pre-eklampsia. Pada bulan Januari-Maret 2014 Jumlah ibu hamil yang dirawat 124 orang, dan 29 orang ibu hamil yang dirawat karena pre-eklampsia (RSUD Undata, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Undata Palu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Preeklampsia di Paviliun Matahari  RSUD Undata Palu Tahun 2014”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Preeklampsia di Paviliun Matahari  RSUD Undata Palu?”
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu preeklampsia.


2.      Tujuan Khusus
a.         Telah melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan preeklampsia.
b.        Telah melakukakan pengkajian data objektif pada hamil dengan preeklampsia.
c.         Telah melakukan penegakkan diagnosa atau assesment (diagnosis, diagnosa potensial dan tindakan segera) sesuai data yang telah diperoleh secara langsung pada ibu hamil denga preeklampsia.
d.        Telah melakukan prerencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk penanganan pada ibu hamil dengan preeklampsia.
e.         Telah melakukan pendokumentasian pada ibu hamil dengan preeklampsia.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Institusi Pelayanan RSUD Undata Palu
Diperolehnya bahan masukan dalam bentuk data bagi Rumah Sakit untuk menambah pengetahuan tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan pada pasien dengan “preeklampsia” sehingga dapat diberikan tindak lanjut dan peningkatan mutu pelayanan pada pasien.
2.      Bagi Institusi Pendidikan Akademi kebidanan Graha Ananda
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa kebidanan dalam hal menambah ilmu pengetahuan dan perkembangan tentang preeklampsia.
3.      Bagi Penulis
Mendapatkan pengetahuan dalam aplikasinya yang lebih nyata dilapangan.
4.      Bagi Ibu
Sebagai bahan informasi dan dapat menambah pengetahuan ibu  tentang preeklampsia, agar ibu mengerti dan memahami dengan kondisinya.



BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Konsep Dasar Kehamilan
1.      Pengertian Kehamilan
       Kehamilan didefenisikan  sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan be
rlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2012).
2.      Patofisiologi kehamilan
Kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal kira-kira 280 hari (40 minggu) sampai 300 hari (42 minggu) yang terhitung dari haid terakhir. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan cukup bulan, bila kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post matur. Kehamilan dibagi dalam 3 fase yakni:
a.         Trimester I (antara 0 sampai 12 minggu)
b.        Trimester II (antara 12 minggu sampai 28 minggu)
c.         Trimester III (antara 28 minggu sampai 40 minggu) (Rukiyah, 2010).
3.      Tanda-tanda dan gejala kehamilan
a.    Amenore, gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid lagi.Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan perkiraan persalinan.
b.    Nausea (enek) dan Emesis (muntah) umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emosi. Morning sickness dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik.Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut Hiperemesis Gravidarum.
c.    Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d.   Sering dijumpai pingsan bila berada pada tempat-tempat ramai, dianjurkan pada bulan-bulan pertama tidak berada ditempat tersebut. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e.    Payudara Tegang dan Membesar disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di payudara.
f.     Anoreksia (tidak nafsu makan). Pada bulan-bulan pertama anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi
g.    Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan karena tertekan uterus yang mulai membesar.
h.    Obstipasi (sulit buang air besar). Keadaan ini karena pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus.
i.      Pigmentasi kulit terjadi pada usia kehamilan 12 minggu keatas pada pipi hidung dan dahi. Kadang-kadang nampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih.
j.      Epulis hipertropi dari papil gusi terjadi pada trimester pertama.
k. Varices terjadi karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penumpukan pembuluh darah vena. Penumpukan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan payudara. Penumpukan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan (Manuaba, 2007).
     Tanda kehamilan menurut medforth (2012):
a.       Amenorhoe
b.      Mual dan muntah
c.       Frekuensi mikturisi
d.      Keletihan
e.       Nyeri tekan/perubahan payudara
f.       Pergerakan janin
g.      Pika (ngidam)
B.     Konsep Dasar Preeklampsia
1.      Pengertian Preeklampsia
Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan pospartum. (Prawirohardjo, 2012 : 542).

2.      Etiologi Preeklampsia
Pre-eklampsia memiliki etiologi kompleks, yaitu peningkatan reaktivitas vaskuler dimulai umur kehamilan 20 minggu, pada pre-eklampsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian normal. Timbulnya hipertensi adalah akibat vasospasme menyeluruh dengan ukuran tekanan darah ≥ 140/90 mmHg selang 6 jam. Hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik, menggambarkan besaran curah jantung. Proteinuria merupakan diagnosis pre-eklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul pada akhir kehamilan, sehingga sering di jumpai pre-eklampsia tanpa proteinuria, karena janin telah lahir lebih dulu. Edema merupakan salah satu penyebab pre-eklampsia yang nondependen pada muka dan tangan, atau edema generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat. (Rukiyah, 2010 : 172).
3.  Patofisiologi Preeklampsia
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi vasopasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah ke semua organ, fungsi-fungsi organ seperti placenta, ginjal, hati dan otak menurun sampai 40-60%. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan kemungkinan terjadi IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitivitas terhadap ooksitosin meningkat (Maryunani, 2009:141).
Pre-eklampsia berhubungan dengan implantasi abnormal plasenta dan invasi dangkal trombobplastik yang mengakibatkan berkurangnya perfusi plasenta. Arteri spiralis maternal (juga disalahartikan sebagai arteria uterina) gagal mengalami vasodilatasi fisiologis normalnya; aliran darah kemudian mengalami hambatan akibat perubahan aterotik yang menyebabkan obstruksi di dalam pembuluh darah. Peningkatan tahanan dalam sirkulasi utero-plasenta dengan gangguan aliran darah intervilosa, dan berakibat iskemia dan hipoksia yang bermanifestasi selama paruh kedua kehamilan  (Vicky, 2007:160).
    Selama perkembangan plasenta, arteri spinal perlu menjalani modifikasi struktural untuk memampukan mereka mengirim peningkatan suplai darah ke area perlekatan plasenta. Modifikasi ini dicapai melalui peningkatan lumen arteri spiralis, dengan dinding yang mengalami remodeling  tertentu sehingga mengandung hanya hanya sedikit otot polos. Remodeling terjadi akibat invasi trofoblas janin ke dalam pembuluh darah ibu, yang mencakup dilatasi fisiologis arteri spiralis. Yang menyebabkan arteri spiralis mampu menahan lapisan endotel dan lapisan ototnya (Woodward, 2011).


                                                                                                                                                                                                                                                                                  
4.   Tanda dan Gejala Preeklampsia
Dibawah ini adalah tanda dan gejala pada preeklampsia (Maryunani, 2009:139).
a.    Hypertensi – tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/ 90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudh tidak dipakai lagi.
b.    odema -  timbulnya odema didahului oleh penambahan berat badan 1/2 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan, timbulnya pre-eklampsia harus di curigai.
c.    Proteinuria -  sering ditemukan pada pre-eklampsia yang kiranya karena vasospasme pembuluh darah ginjal. Proteinuria biasanya timbul leb ih lambat dari hypertensi dan odema
d.   Tanda gejala lain yaitu :
1)      Sakit kepala yang berat
2)      Masalah penglihatan
3)      Pandangan kabur
4)      Nyeri epigastrium
5)      Mual atau muntah
6)      Emosi mudah marah
7)      Hingga syok dan kematian (Maryunani, 2009 : 140).

5.      Diagnosa Preeklampsia
Menegakkan diagnosa pada preeklampsia dengan mengenal dan menangani penyakit tersebut, antara lain yaitu (Hanifa, 2008 : 290)
a.       Uji diagnostik dasar :
1)      Pengukuran tekanan darah
2)      Analisis protein dalam urin
3)      Pemeriksaan odema
4)      Pengukuran tinggi fundus uteri
5)      Pemeriksaan funduskopik
b.      Uji laboratorium dasar :
1)      Evaluasi hematologi (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan apus darah tepi)
2)      Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum aspartat aminotransferase dan sebagainya)
3)      Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
c.       Uji untuk meramaalkan hipertensi :
1)      Roll-over test
2)      Pemberian infus angiotensin





6.      Klasifikasi Preeklampsia
a.       Pre-Eklampsia Ringan
1)      Defenisi.
Pre-eklampsia Ringan adalah timbulya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Sujiyatini, 2009 : 58).
2)      Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria pre-eklampsi ringan   yaitu :
a)    Hipertensi : sistolik / diastolik ≥ 140/90 mmHg.
b)   Proteinuria : ≥ 300 mg / 24 jam atau ≥ 1 + dipstik
c)    Edema : Edema lokal tidak di masukkan dalam kriteria Pre-eklampsia, kecuali edema pada lengan, muka, dan perut, edema generalisata (Prawirohardjo, 2012 : 543)
3)      Menejemen Umum Pre-Eklampsia Ringan
Pada setiap kehamilan di sertai penyulit suatu penyakit, maka selalu di pertanyakan (Prawirohardjo, 2012 : 543).
a)        Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan, atau terapi medikal mentosa.
b)        Sikap terhadap kehamilannya :
(1)   Apakah kehamilan diteruskan sampai aterm?
Disebut perawatan kehamilan “konservatif” atau “ekspektatif”
(2)   Apakah kehamilan akan di akhiri ?
Disebut perawatan kehamilan “aktif” atau “agresif”
4)      Tujuan utama perawatan Pre-eklampsia
Mencegah kejang, pendarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi organ vital, dan melahirkan bayi sehat (Prawirohardjo, 2012 : 543).
5)      Rawat jalan (ambulatoir)
Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring), tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring. Tidak diberikan obat-obat diuretik, antihipertensi, dan sedatif. Dilakukan pemeriksaan Hb, hematokrit, fungsi hati, urine lengkap, dan fungsi ginjal Prawirohardjo, 2012:543).
6)      Rawat Inap ( di rawat di rumah sakit) 
Kriteria Pre-Eklampsia di rawat di rumah sakit, ialah :
a)        Bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria selama 2 minggu.
b)        Adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda Pre-Eklampsia berat (Prawirohardjo, 2012 : 544)
7)      Perawatan obstetrik yaitu sikap terhadap kehamilannya (Prawirohardjo, 2012 : 544)
a)        Pada kehamilan preterm (>37 minggu), bila tekanan darah mencapai normotensif, selama perawatan, persalinan di tunggu sampai aterm.
b)         Pada kehamilan aterm (>37 minggu), persalinan di tunggu sampai terjadi onset persalinan atau di pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan.
b.      Preeklampsia  Berat
1)      Definisi
    Pre-eklampsia berat ialah pre-eklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg di sertai proteinuria lebih 5 g / 24 jam (Prawirohardjo, 2012 : 544).
    Preeklampia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih diseratai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini, 2009 : 61).
2)      Diagnosis
Diagnosis di tegakkan berdasar kriteria Pre-eklampsia yaitu:
a)      Usia kehamilan > 35 minggu
b)      Tekanan darah lebih dari  >160 mmHg sistolik dan diastolik > 110 mmHg, meskipun ibu hamil sudah menjalani tirah baring atau perawatan di rumah sakit, TD ini tetap tidak turun.
c)      Proteinuria lebih dari 5g/24 jam atau 4 dalam pemeriksaan kualitatif.
d)     Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 500cc / 24 jam.
e)      Edema (terutama) yang sangat jelas dan biasanya pitting edema (bila di tekan, segera kembali seperti semula) (Prawirohardjo, 2012 : 544).
3)      Perawatan dan Pengobatan Pre-Eklampsia berat
Pengelolaan Pre-eklampsia dan eklampsia mencakup pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlihat dan saat yang tepat untuk persalinan (Prawirohardjo, 2012 : 545).
4)      Monitoring selama di rumah sakit
Pemeriksaan dengan tanda-tanda klinik berupa : nyeri kepala, gangguan virus, nyeri epigastrium, dan kenaikan berat badan. Selain itu perlu dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran preoteinuria, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan USG dan NST (Prawirohardjo, 2012 : 545)
5)      Menejemen umum penatalaksanaan Pre-eklampsia berat
a)      Sikap terhadap penyakitnya, yaitu pemberian obat-obatan atau terapi medisinalis.
b)      Sikap terhadap kehamilanya, yaitu aktif : menejemen agresif, kehamilan di akhiri dengan cara terminasi atau seksio sesarea apabila syarat induksi gagal, setiap saat bila hemodinamika sudah stabil (Prawirohardjo, 2012 : 545).


7.      Pemeriksaan dan penanganan
a.       Pemeriksaan
1)   Kadar enzim hati meningkat
2)   Pendarahan para retina.
3)   Trombosit kurang 100.000/mm (Hanifa, 2008 : 288)
Pada umumnya pre-eklampsia berat akan muncul di dahului pre-    eklampsia ringan, biasanya tanda-tanda timbul dalam urutan (Hanifa, 2008 : 287).  
a)      Pertambahan berat badan yang berlebihan.
b)      Edema menunjukkan retensi cairan.
c)      Hipertensi
d)      Proteinuria
b.      Penanganan
1)      Pre-eklamsia Ringan
Jika kehamilan kurang dari 37 minggu, & tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu rawat jalan :
a)      Pantau tekananan darah 2x sehari, proteinuria 1x sehari, reflex, dan kondisi janin.
b)      Lebih banyak istirahat.
c)      Diet biasa.
d)     Tidak perlu di beri obat-obatan.
e)      Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit.
f)       Tidak perlu diuretik kecuali jika terdapat edema paru, atau gagal akut. 
g)      Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan    terminasi kehamilan (Sujiyatini, 2009 : 59).
2.      Pre-eklampsia Berat
a)      Memasang Infus RL dan memasang kateter untuk memantau produksi urin setiap 4 jam
b)      Pemberian terapi MgSO4 40% 10 cc/IV dan terapi oral nifedipin 10 mg
c)      Observasi keadaan umum, tanda vital, his dan BJF
d)     Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat
e)      Jika kehamilan kebih dari 37 minggu pertimbangkan teriminasis
f)       Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dengan 500ml dekstrose IV 10 tetes
g)      Jika serviks belum matang berikan prostaglandin, misoprostpol atau terminasi dengan seksio sesarea (Lisnawati, 2011 : 15).
8.      Komplikasi preeklampsia
a.    Pada ibu
1)   Solusio placenta
2)   Gejala ginjal
3)   Pendarahan otak  
4)   Gagal jantung
5)   Edema paru
6)   Hingga syok dan kematian  (Prawihardjo, 2012 : 410)

b.      Pada janin
1)   Pertumbuhan janin terganggu
2)   Kematian janin intrauterine
3)   Prematuritas (Maryunani, 2009 : 142)
9.      Pencegahan Preeklampsia
Pencegahan timbulnya pre-eklampsia  dapat dilakukan dengan pemeriksaan antenatal care secara teratur. Penyuluhan tentang istirahat yang banyak tidak selalu tirah baring di tempat tidur tetapi ibu di anjurkan duduk atau berbaring diet protein bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan transformasi lipid (Maryunani, 2009 : 142).
Beberapa cara pencegahan pre-eklampsia yang pernah digunakan sebagai berikut :
a.    Perbaikan nutrisi
1)      Diet yang mengundang 2 g natrium atau 4-6 g NaCl.
2)      Diet rendah garam 
3)      Diet cukup protein
4)      Diet rendah karbohidrat
5)      Diet rendah lemak
6)      Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urine lengkap dan funsi ginjal (Hanifa, 2008 : 290).
b.    Intervensi farmakologi
1)      Teofilin
2)      Anti hypertensi
3)      Diuretik
4)      Aspirin, dll

C.    Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
1.      Pengertian Manejemen Kebidanan
Menurut Varney (1997) Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Purwandari, 2008:76).
2.      Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan
Helen Varney (1997) menjelaskan bahwa proses menejemen merupakan proses pemecahan masalah yang di temukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970an. Langkah-Langkah Menejemen Kebidanan menurut Helen Varney yaitu (Muslihatun, 2009).
a)      Langkah I (Tahap Pengumpulan Data).
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
(1)   Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata dari klien.
(2)   Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
b)      Langkah II (Interpretasi data).
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosisi atau masalah, keduanya harus ditangani
c)      Langkah III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial).
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan.
d)     Langkah IV (Menetapkan Konsultasi dan kolaborasi).
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan primer periodik saja, tetapi selama klien dalam dampingan bidan.
e)      Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh).
Mengembangkan rencana asuhan menyeluruh dengan didukung oleh penjelasan rasional yang mendasari keputusan yang dibuat dan berdasarkan langkah sebelumnya. Langkah kelima merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi sekarang atau yang telah diantisipasidan juga mencakup langkah untuk mendapatkan informasi yang hilang atau informasi tambahan yang diperlukan untuk data dasarnya.
f)       Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman).
Tindakan yang dilakukan bidan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang telah dilaksanakan. Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisian dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
g)      Langkah VII (Evaluasi).
Langkah ini di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudahdi berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benartelah terpenuhisesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di defenisikandi dalam masalah dan diagnosis (Muslihatun, 2009).


D.    Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1.      Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan/atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Muslihatun, 2009).
2.  Prinsip Dasar Asuhan Kebidanan
a.       Menjaga hubungan baik antara ibu dan bidan
b.      Ibu adalah fokus dalam memberikan asuhan
c.       Memberikan pilihan pada ibu untuk melahirkan
d.      Bertanggung jawab dalam memberikan asuhan
e.       Menggunakan seluruh keterampilan
f.       Memberikan asuhan yang ramah.
3.    Langkah-Langkah Asuhan Kebidanan Menurut Varney 1997 (Wildan 20011 : 36) , yaitu :
a.       Pengumpulan data dasar
Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui proses pengumpulan data yang di perlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan sebelumnya, data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi. Semua data dikumpulkan dari semua sumber yangberhubungan dengan kondisi pasien.
b.      Interpretasi data dasar
Langkah ini di lakukan dengan mengidentifikasi data secara benarterhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau diagnosis spesifik dapat di temukan berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data dasar.
c.        Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
Langkah ini di lakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.
d.      Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Tahap ini di lakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah di tegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.
e.       Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Tahap ini dilakukan rencana asuhan yang menyeluruh, ditentukan langkah-lngkah sebelumnya, yang merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
f.       Melaksanakan Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang di tegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
g.      Evaluasi
Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang di lakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang di lakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan pelayanan secara komprehensip dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
E.     Konsep Dasar Dokumentasi Kebidanan
1.      Pengertian
Dokumentasi Kebidanan adalah sekumpulan catatan, penyimpana, dan desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintergrasi untuk penggunaan yang efesien dan mudah di terima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi mendorong untuk membuktikan satu informasi atau kejadian (Wildan, 2011 : 2).


2.      Metode pendokumentasian
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan akan di lakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistemetis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan (Muslihatun, 2010).
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, A adalah Analisis/Asessment dan P adalah Planning. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas,logis, dan singkat. Prinsip metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan menejemen kebidanan (Muslihatun, 2009 : 122).
a.       S (Data Subjektif)
               Data Subjektif (S), merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama (Pengkajian Data), terutama data yang di peroleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. Pada pasien bisu, di bagian data di belakang huruf “S”, di beri tanda huruf “O”, atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.
b.  O (Data Objektif)
Data Objektif O merupakan pendokumentasian menejemen kebidanan Helen Varney pertama (Pengkajian Data), terutama data yang di peroleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dari informasi dari keluarga atau orang lain dapat di masukan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.    
c.       A (Asessment)
A (Analisis/ Assesment), merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi ( kesimpulan ) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan di tentukan informasi baru dalam data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien. Analisis yang tepat dan akurat akan menjamin cepat di ketahuinya perubahan pada pasien, sehingga dapat di ambil keputusan atau tindakan yang tepat.
Analysis atau Asessment merupakan pendokumentasian manajemen menurut Helen Verney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini diagnosis/masalah, diagnosis masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial. Kebutuhan tindakan segera harus di identifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk pasien.
d.      P (Penatalaksanaan)
P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah di lakukan seperti tindakan segera, tindakan secara komprehensip, penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi / follow up  dan rujukan. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan sesuai rencana yang di susun sesuai dengan keadaan dalam rangka mengatasi masalah pasien (Muslihatun, 2009). 

F.     Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Preeklampsia

1.      Preeklampsia Ringan
a)      Pengkajian
1)      Data Subjektif
(a)    Sakit kepala
(b)   Telapak tangan dan kaki rasa keram
(c)    Nyeri epigastrium (Hanifa, 2008 : 287)
2)      Data Objektif
(a)    Hipertensi : Sistolik/diastolik > 140/90 mmHg
(b)   Proteinuria : > 300 mg/24 jam
(c)    Edema : Edeme lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata (Maryunani, 2009 : 143).
b)      Analisis data/Masalah
Ibu hamil dengan preekslampsia ringan (Lisnawati, 2011 : 14)
c)      Masalah potensial
Masalah potensial bisa berlanjut ke :
1)      Preeklampsia berat
2)      Eklampsia (Manuaba, 2008 : 409)
d)     Tindakan Segera
1)      Memasang infus RL
2)      Kolaborasi dengan dr.SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan
3)      Pantau tekanan darah, protein urin, refleks  dan kondisi janin tiap 4 jam
4)      Evaluasi janin dengan USG dan NST
5)      Pemberian anti hipertensi methyl dopa dan nifedipin bila diastole > 90 mmHg ( Lisnawati, 2011)
e)      Perencanaan
Jika kehamilan kurang dari 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu rawat jalan :
1)      Pantau tekanan darah 2x sehari, proteinuria 1x sehari, refleks dan kondisi janin
2)      Lebih banyak istirahat
3)      Diet biasa
4)      Tidak perlu diberi obat-obatan
5)      Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit
6)      Tidak perlu diuretik kecuali terdapat edema paru atau gagal akut
7)      Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat pertimbangkan terminasi kehamilan (Sujiyatini, 2009 :
f)       Pelaksanaan
Dari rencana asuhan menyeluruh tersebut, kemudian dilaksanakan tahap pelaksanaan sesuai yang ada dalam kasus (Muslihatun, 2009 : 118).
g)      Evaluasi
Memberikan perawatan pengobatan pada pasien serta mendokumentasikan penyakit yang diderita pasien, dalam bentuk SOAP (Musslihatun, 2009 : 122).
2.      Preeklampsia Berat
                              a.       Pengkajian
                                            1)      Data Subjektif
(a)    Sakit kepala hebat
(b)   Penglihatan kabur
(c)    Nyeri epigastrium
(d)   Rasa mual dan muntah
(e)    Emosi dan mudah marah (Maryunani, 2009 : 140)
                                            2)      Data Objektif
(a)    Usia kehamilan > 35 minggu
(b)   Tekanan darah : Sistolik/diastolik > 160/110 mmHg
(c)    Proteinuria : > 5g/24 jam atau pemeriksaan secara kualitatif positif 4 (+4)
(d)   Produksi urin < 500 cc/24 jam
(e)    Edema : (terutama) yang sangat jelas dan biasanya pitting edema (bila di tekan, segera kembali seperti semula) (Sujiyatini, 2009 : 61)
                              b.       Analisis Data/Masalah
Ibu hamil dengan preeklampsia berat (Lisnawati, 2011 : 12).
                              c.       Masalah Potensial
1)      Masalah potensial pada ibu bisa berlanjut ke :
a)      Eklampsia
b)      Solusio plasenta
c)      Gejala ginjal
d)     Pendarahan otak
e)      Gagal jantung
f)       Edema paru (Prawirohardjo, 2012 : 410)
2)      Masalah potensial pada janin bisa terjadi :
a)      Pertumbuhan janin terganggu
b)      Kematian janin intrauterin
c)      Gawat janin
d)     Prematuritas (Maryunani, 2009 : 142)
                             d.       Tindakan Segera
1)      Memasang infus RL 28 tetes/menit
2)      Memasang kateter untuk memantau produksi urin setiap 4 jam, produksi urin normal > 100 cc/4 jam.
3)      Kolaborasi dr.SpOG untuk pemberian terapi MgSO4 40% 10 cc/IV pelan. Selam 5-10 menit sambil infus diguyur, disambung dengan dosis pemeliharaan yaitu infus RL + drips 15 cc MgSO4 40%.
4)      Terapi oral nefedipin 10  mg
5)      Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah dan urin.
6)      Mengobservasi keadaan umum, tanda vital, his dan BJF.
7)      Mengobservasi intake dan output
8)      Hamil aterm lakukan induksi, apabila hamil preterm nilai dalam 24 jam bila tetap PEB terminasi bila jatuh ke PER (Preeklampsia Ringan) rawat selama 3 hari (Lisnawati, 2011).


                              e.       Perencanaan
Prinsip pencegahan adalah mengobati preeklmpsia berat agar tidak terjadi eklampsia dengan cara perbaikan nutrisi yaitu :
1)      Pemberian diet yang mengandung 2gr natrium atau 4-6 gr NaCl
2)      Pemberian diet rendah garam
3)      Pemberian diet cukup protein
4)      Pemberian diet rendah karbohidrat
5)      Pemberian diet rendah lemak
6)      Pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap dan fungsi ginjal
7)      Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat
8)      Jika kehamilan > 37 minggu pertimbangkan terminasi
9)      Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dan 500 ml dekstrose IV 10 tetes
10)   Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, kisoprospol atau terminasi dengan seksiosesarea (Lisnawati, 2011 : 16)
                          f.            Pelaksanaan
Dari rencana asuhan menyeluruh tersebut, kemudian dilaksanakan tahap pelaksanaan sesuai yang ada dalam kasus (Muslihatun, 2009 : 118).



                         g.            Evaluasi
Memberikan perawatan pengobatan pada pasien serta mendokumentasikan penyakit yang diderita pasien, dalam bentuk SOAP (Musslihatun, 2009 : 122).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.    Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah dasar pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, yang menggambarkan hubungan dan keterkaitan antar variabel sesuai dengan permasalahan. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalaam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dibidang kesehatan yang mencakup asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir, ibu nifas serta keluarga berencana.
Adapun asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan kepada ibu hamil bertujan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsia, yang dapat menyebabkan terjadinya kejang hingga kematian pada ibu, apabila preeklampsia tidak diberikan asuhan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya maka akan mengalami masalah seperti kejang, perdarahan otak, gagal jantung, edema paru hingga syok dan kematian.
 Bidan dan petugas kesehatan lainnya diharapkan mampu menerapkan fungsinya dan dapat memberikan pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan masalah yang ada, sehingga masalah dapat teratasi dengan menetapkan asuhan manejemen 7 langkah Varney dengan pendokumentasian SOAP, sesuai prosedur pelaksanaan kesehatan pada ibu dengan preeklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah Undata palu.
Berdasarkan uraian diatas, maka disusun kerangka konsep sebagai berikut :
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Preeklampsia”
 













Gambar 1.1 Skema kerangka Konsep



BAB IV

METODE PENELITIAN
A.    Jenis Dan Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dimana sasaran pengumpulannya di tujukan pada perilaku khusus, karena sifatnya senantiasa ditujukan pada perilaku individu, masyarakat, lingkungan, administrasi dan lain sebagainya (Buraerah, 2013).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus dengan mengeksplorasikan secara spesifik suatu kejadian dengan batasan terperinci tentang kasus yang menjadi masalah untuk diteliti. Jenis penelitian ini mempelajari secara mendalam suatu kejadian tertentu degan menyatakan satu kasus untuk diteliti sebagai asuhan kebidanan pada ibu dengan kasus preeklampsia.
B.     Lokasi dan Waktu Pengambilan Penelitian
Penelitian ini telah dilkukan di Paviliun Matahari RSUD  Undata Palu pada tanngal 11-14 Juni tahun 2014.
C.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Ny.D ibu hamil dengan preeklampsia berat hari pertama sampai pasien keluar dari ruang perawatan/rumah sakit.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data/ informasi dalam penyusunan proposal ini penulisan menggunakan metode pendekatan manajemen kebidanan, untuk membantu pemecahan masalah klien melalui proses 7 langkah Varney, selanjutnya pendokumentasian menggunakan metode SOAP. Tehnik yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.      Data Primer
     Pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh langsung dari ibu dengan preeklampsia melalui observasi langsung dengan cara interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan pemeriksaan fisik di Paviliun Matahari RSUD Undata Palu. 
a)      Interviuw (Wawancara)
Wawancara adalah metode yang di gunakan untuk pengumpulan data yang dibutuhkan, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) serta pihak yang dilibatkan seperti klien, keluarga, dokter, bidan dan perawat (Notoadmojo, 2010).
Data yang kita kumpulkan berasal dari data fokus yang merupakan keluhan dari klien sesuai dengan tanda dan gejala preeklampsia misalnya :
1)      Sakit kepala hebat
2)      Penglihatan kabur
3)      Nyeri epigastrium
4)      Rasa mual dan muntah
5)      Mudah
6)      Emosi dan mudah marah

b)      Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan cara pengumulan data dengan mengadakan/melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan di teliti. Penulis melakukan observasi untuk mengetahui secara langsung keadaan klien selama dalam perawatan dan mengetahui secara langsung keadaan klien selama dalam perawatan dan mengetahui secara langsung asuhan kebidanan yang di berikan (Saryono, 2011). 
Data yang kita dapatkan yaitu berasal dari hasil observasi keadaan umum klien misalnya tekanan darah, nadi, suhu dan repirasi.
c)      Pemeriksaan Fisik
1)      Pemeriksaan Fisik Umum
Pemerikaan fisik umum yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
2)      Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik yaitu pemeriksaan pada vagina, dengan melakukan pemeriksaan dalam.
3)      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG (Ultra Sonografi).  
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
2.      Data Sekunder
          Data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan data tersebut sudah ada serta berasal dari berbagai sumber. Adapun sumber yang dimaksud adalah buku-buku asuhan kebidanan dan dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah penulisan proposal penelitian ini (Saryono, 2011).
E.     Pengumpulan dan Penyajian Data
Dalam pengolahan ini penyajian data ini penulis menggunakan metode pendekatan menejemen kebidanan untuk membantu pemecahan masalah klien yaitu melalui proses manajemen menurut Helen Varney, yang terdiri dari 7 langkah yang di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (Muslihatun, 2009).


BAB V
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A.    TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis membahas kasus yang diperoleh dari pailiun matahari RSUD Undata Palu pada Ny. Dorkas, No. Register 456944. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 11 Juni 2014 pada pukul 12.10 WITA dengan meggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam manajemen kebidanan.
1.      Pengkajian
a.       Identitas
Nama Ibu      : Ny.D                         Nama               : Tn. A
Umur             : 24 Tahun                   Umur               : 31 Tahun
Agama           : Kristen                      Agama             : Kristen
Suku/Bangsa : Toraja/Ind                 Suku/Bangsa   : Toraja/Ind
Pendidikan    : SMP                          Pendidikan      : SD
Pekerjaan       : URT                          Pekerjaan         : Tani
Alamat          : Kulawi                      Alamat                        : Kulawi
b.      Data Subjektif
1)      Keluhan Utama : Sakit   perut  bagian bawah  (+), Pengeluaran                                     lendir    bercampur   darah    (-),  penglihatan                               kabur (-), sakit kepala (-)
2)      Riwayat Keluhan Utama : keluhan dirasakan sejak tanggal 10                                                     Juni 2014,sejak pukul 23.00 WITA.
3)      Riwayat Kehamilan Sekarang
GPA                                 : GII PI A0
HPHT                               : 10-11-2013
Tafsiran Persalinan           : 17-08-2014
Umur Kehamilan              : 31 Minggu
Ante Natal Care               : 5 Kali
Imunisasi                          : TT 1 kali di Puskesmas Kulawi
4)      Riwayat Menstruasi
Menarche                         : 14 Tahun
Siklus                                : 28 Hari
Lamanya                           : 5-7 Hari
Banyaknya                       : 3 kali ganti pembalut/hari
Konsistensi                       : Encer
Dismenorhea                    : Tidak ada
5)      Riwayat Psikososial
Staantus Perkawin            : Menikah
Lama Perkawinan             : 3 bulan
Perkawinan ke                  : 2 (dua)
6)      Masalah Selama Kehamilan Sekarang
Rasa Lelah                        : Ada
Mual Muntah                    : Ada
Rasa Menggigil                : Tidak Ada
Sakit Kepala Hebat          : Tidak Ada
Penglihatan Kabur            : Tidak Ada
7)      Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Kehamilan yg lalu            : IUFD
Hamil Sekarang                : GII PI A0
8)      Riwayat KB
Belum pernah ber-KB
9)      Riwayat penyakit yang pernah dialami
Hipertensi                         : Ada
Diabetes Melitus              : Tidak Ada
Jantung                             : Tidak Ada
Anemia                             : Tidak Ada
Penyakit Menular             : Tidak Ada
Lain-Lain                          : Tidak Ada
10)  Pola Kegiatan Sehari-hari
Nutrisi
Pola makan                       : 3 kali sehari
Pola minum                      : 8-9 gelas sehari
Jenis Makanan                  : Nasi, Sayur dan ikan
Eliminasi
BAB                                 : 2 kali sehari
BAK                                 : 5-6 kali sehari
Istirahat
Tidur Siang                       : 1 jam
Tidur Malam                     : 9 jam
Personal Hygiene
Mandi                               : 2 kali sehari
Sikat Gigi                         : 2 kali sehari
Keramas                           : 3 kali dalam 1 minggu
c.       Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum              : Lemah
b) kesadaran                        : Composmentis
c) Tanda Vital
     Tekanan darah               : 170/140 mmHg
     Nadi                               :      110     x/i
     Pernafasan                      :      24     x/i
     Suhu                                :    37,8   0C
d) TB                                   : 154 cm
e) BB  sebelum hamil           : 52  kg
f) BB sekarang                     : 60  kg
2)  Pemeriksaan Fisik
a) Kepala dan Leher
    Edema wajah                   : Tidak ada
    Cloasma gravidarum       : Tidak ada
    Mata                                 : Konjungtiva    tidak  anemi   dan                                           sklera  tidak  ikterus
   Telinga                              : Bersih, pendengaran baik dan tidak                                       ada serumen
    Mulut                               : Gigi berlubang dan ada karies
b) Leher                                : Tidak   ada   pembesaran   kelenjar                 limfe dan thyroid
c) Payudara                                          
    Bentuk                             : simetris kanan dan kiri
   Areola mammae                : hiperpigmentasi
   Puting susu                        : menonjol
    Colostrum                        : tidak ada
d)     Abdomen                                          
    Pembesaran                      : sesuia umur kehamilan
    Bekas operasi                   : tidak ada
    Strie                                  : ada
    Palpasi Leopold                                
    Loepold I                         : Tinggi  Fundus  Uteri (TFU) 25 cm                           dan TBJ 2015 kg
    Leopold II                        : punggung kiri
    Leopold III                      : presentasi kepala
    Leopold IV                      : U   (kepala   belum   masuk   pintu                             atas panggul)
    Auskultasi DJJ                 : 136 x/i

e)     Ekstremitas atas dan bawah
                                    Edema                           : ada
       Varices                         : tidak ada
       Refleks patela               : +/+
        Kuku                            : bersih
f)     Genetalia luar             
        Varices                         : tidak ada
        Bekas luka                   : tidak ada
        Oedema                        : tidak ada
        Pengeluaran                  : tidak ada
g)      Pemeriksaan dalam       : tidak dilakukan            
            3). Pemeriksan penunjang :
a) Protein urin : +4
b) USG : direncanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Juni 2014
2.      Klasifikasi Data
Ds :
a.       Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah dan pelepasan belum ada
b.      Ibu mengatakan HPHTnya 10 November 2013
c.       Ibu mengatakan sakit ulu hati
d.      Ibu mengatakan tidak pusing
e.       Ibu mengatakan tidak sakit kepala
f.       Ibu mengatakan ia dirujuk dari puskesmas kulawi
g.      Ibu mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu karena riwayat hipertensi sebelumnya.
h.      Ibu mengatakan hamil 7 bulan
i.        Ibu mengatakan sekarang hamil anak kedua dari suami kedua
j.        Ibu mengatakan sudah 2 hari belum Buang Air Besar (BAB)
Do :
a.       Tafsiran persalinan         : 17 Agustus 2014
b.      Umur kehamilan : 31 minggu
c.       Keadaan umum              : Lemah
d.      Kesadaran                      : Composentis
e.       TTV                    TD       : 170/140 mmHg
N         : 110 x/i
S           : 37, 80C
R           : 24 x/i
f.       BB sebelum hamil           : 52 kg
g.      BB sekarang                    : 60 kg
h.      Inspeksi                           : ekspresi   wajah   meringis,   wajah                             keseluruhan        tidak          pucat,               konjungtiva    tidak   anemi,  sklera                              tidak ikterus
i.        Palpasi                             : LI, TFU 25 cm dan TBJ 2015 gr
                                           LII, teraba punngung kiri
                                           LIII, presentasi kepala
                                           LIV, U   (kepala     belum   masuk                                                   PAP)
j.        Auskultasi                       : BJF 136 x/i
k.      Perkusi                             : Refleks patela Ka-Ki (+/+)
l.        Pemeriksaan penunjang : Protein urin +4
KESIMPULAN
      Ny. D 24 tahun, GII PI A0, umur kehamilan 31 minggu, datang ke RSUD Undata Palu dengan keluhan sakit perut bagian bawah, pelepasan belum ada, nyeri ulu hati, tidak merasa pusing, tidak sakit kepala, rujukan dari puskesmas kulawi, dan pernah dirawat di RSU Anutapura Palu karena riwayat hipertensi sebelumnya, sekarang hamil 7 bulan, ini kehamilan yang kedua dari suami yang kedua, sudah 2 hari belum BAB, dan HPHTnya tanggal 10 November 2013. Bersadarkan hasil pemeriksaan, diperoleh hasil : GII PI A0, TP tanggal 17 Agustus 2014, umur kehamilan 31 minggu, Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TTV: TD 170/140mmHg, N 110 x/i, R 24 x/i, S 37,80C, BB sebelum hamil 52 Kg, BB sekarang 60 Kg, inspeksi : ekspresi wajah meringis, wajah keseluruhan pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, palpasi; Leopold I 25 cm (3 jari diatas pusat) TBJ : 2015 gr, Leopold II : teraba punggung kiri, Leopold III : presentasi kepala, Leopold IV : U (kepala belum masuk pintu atas panggul, pemeriksaan dalam tidak dilakukan, belum ada pengeluaran lendir bercampur darah, refleks patela kanan dan kiri positif.
PENDOKUMENTASIAN SOAP
a.       Data Subjektif
1)      Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah dan pelepasan belum ada
2)      Ibu engatakan HPHTnya 10 November 2013
3)      Ibu mengatakan sakit ulu hati
4)      Ibu mengatakan tidak pusing
5)      Ibu mengatakan tidak sakit kepala
6)      Ibu mengatakan ia dirujuk dari puskesmas kulawi
7)      Ibu mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Anutapura Palu karena riwayat hipertensi sebelumnya.
8)      Ibu mengatakan hamil 7 bulan
9)      Ibu mengatakan sekarang hamil anak kedua dari suami kedua
10)  Ibu mengatakan sudah 2 hari belum Buang Air Besar (BAB)
b.      Data Objektif
1)      Tafsiran persalinan    : 17 Agustus 2014
2)      Umur kehamilan        : 31 minggu
3)      Keadaan umum         : Lemah
4)      Kesadaran                 : Composentis
5)      TTV               TD       : 170/140 mmHg
N         : 110 x/i
S            : 37, 80C                                                        
R            : 24 x/i
6)      BB sebelum hamil      : 52 kg
7)      BB sekarang               : 60 kg
8)      Inspeksi                      : ekspresi    wajah   meringis,   wajah                           keseluruhan        tidak          pucat,                                    konjungtiva    tidak   anemi,  sklera                    tidak ikterus
9)      Palpasi                        : LI,   TFU   25  cm  (2   jari  diatas   pusat)                              dan Tafsiran Berat Janin 2015 gr
                                      LII, teraba punngung kiri (Pu-Ki)
                                      LIII, presentasi kepala (Pres-Kep)
                                      LIV, U   (kepala     belum   masuk    PAP)
10)  Auskultasi                     : BJF 136 x/i
11)  Perkusi                          : Refleks patela Ka-Ki (+/+)
12)  Pemeriksa dalam           : Tidak dilakukan
13)  Pemeriksaan penunjang     : Protein urin +4
c.       Assement
1)      Diagnosa aktual          : Ny.D umur 24 tahun GII PI A0, usia         kehamilan 31 minggu, janin hidup tunggal                        intra uterin dengan preeklampsia berat.
2)      Masalah aktual            :  Gangguan rasa nyaman
3)      Diagnosa potensial : 1) Pada ibu
                                      Eklampsia
                                      Solusio Plasenta
                                      Gagal Ginjal
                                      Pendarahan Otak
                                      Gagal Jantung
                                      Edema Paru
                                      Syok dan kematian
2)      Pada janin
Pertumbuhan janin terganggu
Kematian janin intra uterin
Gawat janin
prematuritas
d.      Planing Of Action
Rabu, tanggal 11 Juni 2014                                    Pukul 12.20 WITA
1)      Pukul 12.20 WITA
Membuat informed consend untuk melakukan tindakan segera :
(a)    Memasang infus dan mengatur tetesan, untuk pemenuhan kebutuhan elektrolit,  memperlancar metabolisme tubuh : infus berhasil dipasang dengan cairan Ringer Lakta 28 tetes/menit.
(b)   Melakukan kolaborasi dengan dokter melalui telfon dengan dr.Sherly, intruksi : injeksi ceftriaxone 1 gr/ IV, pasang MgSO4 sesuai protap, nefedipine 3x1, metildopa 3x1, rencana USG hari Jumat tanggal 13 Juni 2014, pasang kateter, observasi ketat BJF, his, dan kemajuan persalinan, observasi ketat tekanan darah tiap setengah jam jika tekanan darah naik lapor dokter, pasang kateter tetap.
2)      Pukul 12.35 WITA
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu : KU lemah, kesadarn composmentis, TTV TD : 170/120 mmHg, N : 110 x/menit, S : 37,8ºC, R: 24 x/menit.
3)      Pukul 12.40 WITA
Melakukan skin test obat ceftriaxone menggunakan dispo 1 cc sebanyak 1 strip untuk mengetahui apakah obat cocok atau tidak.  Setelah 15 menit kemudian hasil dinyatakan cocok.
4)      Pukul 12.55 WITA
Menyuntikan obat ceftrixone sebanyak 1 flakon dengan menggunakan dispo 5 cc secara intra vena melalui selang infus. Ibu bersedia di suntik dan obat masuk secara perlahan-lahan.
5)        Pukul 13.00 WITA
Menyuntikkan dexametason 1 ampul/IV secara perlahan-lahan
6)        Pukul 13.00 WITA
Memberi obat penurun darah yaitu nefedipine  1 tablet/oral
7)      Pukul 13.05 WITA
Mengobservasi kedaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, dan Bunyi Jantung Janin, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu : keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TTV TD : 170/120 mmHg, N : x/menit, S :36,6ºC,R / 24 x/menit, BJF 146 xmenit.
8)        Pukul 13.10 WITA
Memasang kateter tetap untuk mengetahui pengeluaran dan jumlah  urine, kateter berhasil dipasang. Dan mengambil urin untuk pemeriksaan laboratorium.
9)      Pukul 13. 25 WITA
Menyuntikkan 10 cc MGSO4 40% / ke dalam cairan infus secara perlahan-lahan, untuk mencegah terjadinya eklamsia. Di suntikan sesuai intruksi dokter.
10)  Pukul 13. 35 WITA
Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi pada ibu tentang kehamilannya sekarang, yaitu sakit perut bagian bawah, sakit ulu hati, tidak ada rasa pusing, dan tidak ada sakit kepala dampak yang terjadi pada ibu yaitu terjadinya eklamsia yang bisa membahayakan ibu dan janinnya, menganjurkan ibu untuk makan makanan yang rendah garam agar mengurangi tekanan darahnya, yaitu makan-makanan yang rendah kadar garamnya, istrahat yang cukup, yaitu tidur siang ±1 jam dan tidur malam ± 8 jam, serta tidak terlalu banyak pikiran, ibu mengerti mengenai apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan.


11)    Pukul 13.40 WITA
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah,kesadaran composmentis,TTV TD  150/110 mmHg, N : 83 x/menit, S : 38,2ºC, R: 22 x/menit dan BJF 136 x/menit.
12)    Pukul 13.45 WITA
Mengobservasi pengeluaran urine. Pengeluaran urine ± 350 cc.
13)    Pukul 13. 50 WITA
Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan dilaboratorium.
14)    Pukul 13.55 WITA
Mengobservasi keadaan umum, kesadarn, dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran composmentis, TTV TD : 150/110 mmHg, N : 118 x/menit, S: 36,6ºC, R : 24 x/menit dan BJF : 155 x/ menit.
15)    Pukul 14.00 WITA
Mengambil hasil pemeriksaan protein urine di laboratorium. Hasil +4. Hal ini menunjukan bahwa apabila protein urine meningkat tangani sebagai preeklapsia berat.
16)    Pukul 14.05
Aplosan Dinas Sore dan oforan Pasien

Catatan Perkembangan Hari Ke-2
      Kamis, Tanggal 12 Juni 2014                          Pukul 08.00 WITA
      (Dinas Pagi)
a.       Data subjektif
Ibu mengatakan masih sakit perut bagian bawah, nyeri uluh hati dan rasa muntah.
b.      Data objektif
Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 94 x/menit, suhu 37,2ºC, R : 24 x/menit, BJF 146 x/menit. Wajah keseluruhan tidak pucat, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemi. Terpasang infus cairan ringer laktat 28 tetes / menit drips MgSO4, palpasi ; leopold I : TFU 25 cm (3 jari di atas pusa)t TBJ: 2015 gram, Leopold II: punggung kiri, Leopold III : presentasi kepala, leopold IV : U (kepala belum masuk  pintu atas panggul), belum ada pengeluaran lendir bercampur darah, pemeriksaan dalam tidak dilakukan , terpasang kateter tetap: jumlah urin 500 cc, refleks Partella Ka/Ki, Protein urine +4.
c.       Asessment:
Ny. D 24 tahun, GII PI A), umur kehamilan 31 minggu, janin tunggal hidup intra uterin dengan Preeklampsia Berat hari ke-2, dan gangguan rasa nyaman, masalah potensialnya akan terjadi eklampsia, terjadinya gawat janin hingga terjadi IUFD ( kematian janin dalam rahim ).

d.      Planing of action :
                          1)      Pukul 08.00 WITA
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital , untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran composmentis, TTV TD : 150/100 mmHg, N : 94 x/menit, S : 37,2ºC, R : 24 x/menit dan BJF : 146 x/menit.
                          2)      Pukul 08.05 WITA
Takar urin, Jumlah urin 600 cc.
                          3)      Pukul 08.15 WITA
Memindahkan ibu ke ruang perawatan dari ruang tindakan. Dari IGD Kebidanan  ke Pavilium Matahari, agar perawatan lebih lanjut, dengan menggunakan brangkard.
                          4)      Pukul 08.25 WITA
Pasien tiba di Pavilium Matahari. Ovoran pasien pada tenaga kesehatan yang ada di pavilium matahari. Ovoran tentang keadaan umum pasien,kesadaran pasien,tanda-tanda vital,dan BJF serta obat dan injeksi. Observasi KU, kesadaran, TTV dan BJF tiap setengah jam.
                          5)      Pukul 08.35 WITA
Mengganti cairan infus RL drips 10 cc MGSO4 40% 28 tetes/menit.


                          6)      Pukul 08.40 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum,kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran composmentis, TTV TD : 150/100 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,6ºC, R : 24 x/menit dan BJF : 138 x/menit.
                          7)      Pukul 08.45 WITA
Melanjutkan terapi sesuai anjuran dokter, memberikan nefedipine 1 tablet/oral dan metildopa 1 tablet/oral. Ibu mengerti akan kegunaan obat yang di berikan. Ibu meminum semua obat yang di berikan.
                          8)      Pukul 08.50 WITA
Pasien di anjurkan untuk istrahat yang cukup, dan tidak terlalu banyak pikiran karena untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Ibu mengerti atas anjuran yang di berikan.
                          9)      Pukul 08.55 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmenis, TTV TD : 150/100 mmHg, N : 94 x/menit, S : 37ºC,R : 24 x/menit, dan BJF : 138x/menit. Pada saat di observasi ibu mengeluh pusing, dianjurkan jangan terlalu banyak berfikir.
                      10)      Pukul 09.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmenis, TTV TD : 150/100 mmHg, N : 92 x/menit, S : 37ºC,R : 24 x/menit, dan BJF : 140x/menit.
                      11)      Pukul 09.40 WITA
Memberikan injeksi dexametason 1 ampul/IV melalui selang infus
                      12)      Pukul 09. 50 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesdaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmenis, TTV TD : 150/100 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37ºC,R : 24 x/menit, dan BJF : 138x/menit.
                      13)      Pukul 10.00 WITA
Mengambil sampel urin untuk pemeriksaan laboratorium agar diketahui jumlah protein urin ibu turun atau naik.
                      14)      Pukul 10.20 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran composmentis, TTV TD : 150/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37ºC,R : 24 x/menit, dan BJF : 148x/menit.

                      15)      Pukul 10.30 WITA
Membantu ibu untuk mengganti pakaian ibu, agar ibu merasa lebih nyaman.
                      16)      Pukul 11.00 WITA
Mengganti cairan infus RL dan drips 10 cc MgSO4 40%
                      17)      Pukul 11.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesdaran dan tanda-tanda vital, untuk engetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmenis, TTV TD : 140/90 mmHg, N : 86 x/menit, S : 36,7ºC,R : 24 x/menit, dan BJF : 148x/menit.
                      18)      Pukul 12.00 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesdaran dan tanda-tanda vital, untuk engetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmenis, TTV TD : 140/90 mmHg, N : 86 x/menit, S : 36,5ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 150x/menit.
                      19)      Pukul 12.10 WITA
Memberi ibu makan dan memberikan obat nefedipin 1 tablet/oral, metildopa dihentikan karena tekanan darah ibu sistol < 150 mmHg dan diastol < 100 mmHg.


                      20)      12.30 WITA
Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat dan rileks agar ibu merasa lebih nyaman dan tidak banyak pikiran agar tekanan darah ibu menurun dan kondisi ibu lebih baik
                      21)      13.00  WITA
Mengganti cairan infus RL, MgSO4 dihentikan karna tekanan darah sistol < 150 mmHg dan diastol < 100 mmHg
                      22)      13.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : Keadaan umu baik, kesadaran compsmenis, TTV TD : 140/90 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,6ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 140x/menit.
                      23)      13.40 WITA
Mengambil hasil laboratorium, protein urin +2.
                      24)      13.50 WITA
Menakar urin, Jumlah Urin 300 cc
                      25)      14.00 WITA
Aplosan dinas sore dan oforan pasien




Catatan Perkembangan Hari Ke-3
      Jumat, 13 Juni 2014                                                    Pukul 08.00 WITA
      (Dinas Pagi)
a.       Data subjektif
Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah sudah mulai berkurang, nyeri uluh hati, dan tidak merasa muntah.
b.      Data objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 37ºC, R : 22 x/menit, BJF 155 x/menit. Wajah tidak pucat, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemi. Terpasang infus cairan ringer laktat 28 tetes / menit, palpasi ; leopold I : TFU, 3 jari di atas pusat TBJ: 2015 gram, Leopold II: punggung kiri, Leopold III : presentasi kepala, leopold IV : U (kepala belum masuk  pintu atas panggul), pembukaan belum ada, terpasang kateter tetap: jumlah urin 500 cc, refleks Patella Ka/Ki, Protein urine +2.
c.       Asessment
Ny. D 24 tahun, GII PI A0, umur kehamilan 31 minggu, janin tunggal hidup intra uterin dengan Preeklampsia Berat hari ke-3, dan gangguan rasa nyaman teratasi, masalah potensialnya akan terjadi eklampsia, terjadinya gawat janin hingga terjadi IUFD ( kematian janin dalam rahim ).


d.      Planing of action
1.      Pukul 08.00 WITA
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital , untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV TD : 130/90 mmHg, N : 84 x/menit, S : 37ºC, R : 24 x/menit dan BJF : 155 x/menit.
2.      Pukul 08.10 WITA
Menakar urin, jumlah urin 450 cc
3.      Pukul 08.20 WITA
Aff Kateter berdasarkan advis dokter
4.      Pukul 08.30 WITA
Melakukan kolaborasi dengan dr.Asthy untuk melakukan USG.
5.      Pukul 08.25 WITA
Menyiapkan pasien untuk USG.
6.      Pukul 08.30 WITA
Mendorong pasien dengan trokard ke Kamar Bersalin untuk melakukan USG.
7)      Pukul 08.40 WITA
dr. Asthy melakukan USG. Hasil USG baik, tidak ada tanda-tanda gawat janin, presentasi kepala, kepala belum masuk PAP, Umur kehamilan berdasarkan USG 32 minggu 4 hari, tafsiran persalinan 6 Agustus 2014. Berdasarkan keterangan dr.Asthy, Ny.D bisa pulang besok hari Sabtu tanggal 14 Juni 2014.
8)      Pukul 09.00 WITA
Selesai melakukan USG dan Pasien kembali ke paviliun matahari
9)      Pukul 09.10 WITA
Pasien tiba di paviliun matahari dan kembali ke tempat tidur
10)  Pukul 09.15 WITA
Memberitahu kepada keluarga hasil USG, dan menjelaskan kepada keluarga bahwa keadaan ibu sudah mulai membaik dan diperbolehkan untuk pulang pada besok hari Sabtu, tanggal 14 Juni 2014.
11)  Pukul 09.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesdaran dan tanda-tanda vital, untuk engetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU baik, kesadaran compsmentis, TTV TD : 130/90 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36,8ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 138x/menit.
12)  Pukul 10.00 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU baik, kesadaran compsmentis, TTV TD : 130/90 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36,6ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 138x/menit.

13)  Pukul 10.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : keadaan umum baik, kesadaran compsmenis, TTV TD : 130/90 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36,6ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 138x/menit.
14)  Pukul 11.00 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : keadaan umu baik, kesadaran compsmentis, TTV TD : 130/90 mmHg, N: 80 x/menit, S : 36,5ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 140x/menit.
15)  Pukul 11.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk engetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmentis, TTV TD : 130/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,6ºC,R : 22 x/menit, dan BJF : 138x/menit.
16)  Pukul 12.00 WITA
Menganjurkan ibu untuk makan dan memberikan obat nefedipin 1 tablet/oral.


17)  Pukul 12. 10 WITA
Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak berpikir banyak agar ibu lebih tenang dan bisa istiahat dengan baik
18)  Pukul 13.30 WITA
Melanjutkan mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital, untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : KU lemah, kesadaran compsmentis, TTV TD: 130/80 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5ºC,R : 22 x/menit, dan BJF: 148x/menit.
19)  Pukul 13.40 WITA
Menganjurkan ibu untuk istirahat kembali agar ibu lebih tenang dan kondisi ibu semakin membaik.
20)  Pukul 13.50 WITA
Mengganti cairan infus RL 28 tetes/menit dan menakar urin ± 200 cc
21)  Pukul 14.00 WITA
Aplosan dinas sore dan oforan pasien







Catatan Perkembangan Hari Ke-4
      Sabtu, 14 Juni 2014                                                     Pukul 08.00 WITA
      (Dinas Pagi)
a.       Data subjektif
Ibu mengatakan sakit perut bagian bawah sudah tidak ada lagi, tidak nyeri ulu hati, dan tidak merasa muntah.
b.      Data objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 37ºC, R : 22 x/menit, BJF 155 x/menit. Wajah tidak pucat, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemi. Terpasang infus cairan ringer laktat 28 tetes / menit, palpasi ; leopold I : TFU 25 cm (3 jari di atas pusat) TBJ: 2015 gram, Leopold II: punggung kiri, Leopold III : presentasi kepala, leopold IV : U (kepala belum masuk  pintu atas panggul), pengeluaran belum ada, pemeriksaan dalam tidak dilakukan, refleks Patella Ka/Ki positif, Protein urine +2.
c.       Asessment
Ny. D 24 tahun, GII PI A0, umur kehamilan 31 minggu, janin tunggal hidup intra uterin dengan Preeklampsia Berat hari ke-4, dan gangguan rasa nyaman teratasi, masalah potensialnya akan terjadi eklampsia, terjadinya gawat janin hingga terjadi IUFD ( kematian janin dalam rahim ).


d.      Planing of action
1)      Pukul 08.00 WITA
Mengobservasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital , untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital ibu dan BJF : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,2ºC, R : 24 x/menit dan BJF : 144 x/menit.
2)      Pukul 08.10 WITA
Aff infus berdasarkan advis dokter
3)      Pukul 08.20 WITA
Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat, diet rendah garam, rajin kontrol dan periksa kandungan, memberitahu tanda-tanda persalinan apabila ada keluar lendir bercampur darah segera datang ke Rumah Sakit, memberitahu ibu supaya jangan banyak pikiran dan stres karna akan menaikkan tekanan darah ibu dan membahayakan ibu dan janinnya.
4)      Pukul 09.30 WITA
Ibu dan keluarga diperbolehkan untuk pulang   
B.     PEMBAHASAN
Penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara kasus yang ditemukan dengan teori. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. D ib hamil dengan preeklampsia berat yang dirawat dengan dipaviliun matahari RSUD Undata Provinsi Sulawesi tengah yang dilaksanakan mulai tanggal 11-14 juni 2014.
Agar mempermudah dan memperjelas pembahasan, maka penulis menggunakan pendekatan studi kasus dengan asuhan kebidanan yaitu dengan membahas data subjektif, data objektif, assement, planing of action dan catatan perkembangan.
Dalam melakukan asuhan kebidanan tidak ditemukan hambatan-hambatan karena ibu maupun keluarga sangat terbuka dalam memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan sehingga mempermudah proses penerapan asuhan kebidanan.
1.      Data Subjektif
Pada landasan teori disebutkan adanya data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien dengan preeklampsia berat, ibu mengatakan sakit kepala hebat, ibu mengatakan ada gangguan penglihatan, ibu mengatakan nyeri ulu hati dan muntah. Sedangkan kasus yang ditemukan adanya kesenjangan padaNy. D di RSUD Undata palu dimana ibu mengatakan sakit perut bagian bawah, nyeri ulu hati, tidak merasa pusing dan sakit kepala hebat. Pada teori masalah-masalah yang terjadi pada Ny. D tidak disebutkan.
Rasa tidak pusing dan tidak sakit kepala yang dialami oleh Ny. D karena riwayat hipertensi dalam keluarga. Nyeri ulu hati yang dialami oleh Ny. D dikarenakan saat wanita hamil, terjadi penurunan kadar albumin, dan disertai dengan naiknya kadar estrogen. Naiknya kadar estrogen sehingga menekan fungsi hati sehingga hati tidak dapat memproduksi albumin.
2.      Data Objektif
Pada landasan teori disebutkan adanya data objektif yaitu usia kehamilan > 35 minggu, tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg, meskipun ibu hamil sudah menjalani tirah baring atau perawatan dirumah sakit, tekanan darah ini tetap tidak turun, proteinuria lebih dari 5 gram/24 jam atau 4 dalam periksaan kualitatif, oliguria yaitu protein urin < 500 cc/24 jam, odem (trauma) yang sangat jelas.
Berdasarkan hasil pemerikaan yang dilakukan oleh tim kesehatan  pada Ny.D umur kehamilan 31 minggu, keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital tekanan darah naik 170/140 mmHg, nadi besar dan cepat 110 x/i, suhu meningkat 37,80C, respirasi 24 x/i, kenaikan berat badan yaitu dari 52 kg menjadi 60 kg, ekspresi wajah meringis, wajah keseluruhan pucat, wajah tidak odem, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah odem, pelepasan belum ada, palpasi; LI : 25 cm (2 jari diatas pusat), LII: punggung kiri, LIII : presentasi kepala, LIV: U (kepla belum masuk pintu atas panggul, perkusi; refleks patela kanan dan kiri positif, pemeriksaan dalam belum ada pembukaan, protein urin : +4
Dengan demikian ditemukan adanya kesenjangan dimana pada kasus yang ditemukan pada Ny. D di RSUD Undata Palu kehamilan 31 minggu sedangkan pada teori yang berhubungan dengan preeklampsia berat menyebutkan usia kehamilan > 35 minggu.

3.      Assement
a)      Analisis masalah atau diagnosa aktual
Pada landasan teori disebutkan adanya diagnosa aktual berdasarkan data subjektif dan data objektif yaitu ibu hamil dengan preeklampsia berat. Sedangkan pada kasus yang ditemukan pada Ny. D GII PI A0 diagnosa aktualnya yaitu adanya gangguan rasa nyaman.
Dengan demikian ditemukan adanya kesenjangan dimana pada teori tidak disebutkan adanya diagnosa aktualnya gangguan rasa nyaman. Diagnosa aktual diperkuat oleh data subjektif yaitu ibu mengatakan sakit ulu hati, serta diperkuat oleh data objektif yaitu keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, ekspresi wajah ibu meringis dan tekanan darah meningkat.
b)      Diagnosa potensial
Pada landasan teori disebutkan adanya diagnosa potensial yang mungkin terjadi jika diagnosa aktual tidak dapat teratasi, yaitu pada ibu akan terjadi eklampsia, Solusio plasenta, gagal ginjal, pendarahan otak, gagal jantung, edema paru, hingga syok dan kematian. Pada janin yaitu pertumbuhan janin terganggu, kematian janin intauterin, gawat janin dan prematuritas. Sedangkan pada kasus yang ditemukan pada Ny. D di RSUD Undata Palu masalah potensialnya terjadi gawat janin.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan pada diagnosa potensial antara teori dan kasus yang ditemukan Pada Ny. D dengan preeklampsia berat di RSUD Undata Palu.
c)      Tindakan segera
Pada landasan teori disebutkan adanya tindakan segera yang dilakukan yaitu memasang infus RL 28 tetes per menit, memasang kateter untuk memantau produksi urin setiap 4 jam, produksi urin normal > 100 cc/4 jam, kolaborasi dr.SpOG untuk pemberian terapi MgSO4 40% 10 cc/IV pelan, Selama 5-10 menit sambil infus diguyur, disambung dengan dosis pemeliharaan yaitu infus RL + drips 15 cc MgSO4 40%, terapi oral nefedipin 10 mg, kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah dan urin, mengobservasi keadaan umum, tanda vital, his dan BJF dan mengobservasi intake dan output.
Berdasarkan kasus yang ditemukan pada pada Ny. D dilakukan tindakan segera untuk mencegah terjadinya diagnosa potensial, yaitu pasan infus RL 28 tetes/menit, memasang kateter tetap, melakukan kolaborasi dengan doter obgyn untuk memberikan MgSO4 40% 15 cc secara drips pada cairan infus, memberikan Injeksi ceftriakson 1 gr/IV melalui selang infus, injeksi dexametason 1 gr/IV,  nefedipin 3x1 dan metildopa 3x1.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan pada tindakan segera antara teori dan kasus yang ditemukan Pada Ny. D dengan preeklampsia berat di RSUD Undata Palu
4.      Planing Of Action
Pada landasan teori disebutkan planing of action adalah mengobati preeklmpsia berat agar tidak terjadi eklampsia dengan cara perbaikan nutrisi yaitu : pemberian diet yang mengandung 2gr natrium atau 4-6 gr NaCl, pemberian diet rendah garam, pemberian diet cukup protein, pemberian diet rendah karbohidrat, pemberian diet rendah lemak, pemeriksaan laboratorium Hb, hematokrit, fungsi hati, urin lengkap dan fungsi ginjal, jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat, jika kehamilan > 37 minggu pertimbangkan terminasi jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dan 500 ml dekstrose IV 10 tetes, jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, kisoprospol atau terminasi dengan seksiosesarea.
Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaannya sekarang, buat informed consend, persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh tim kesehatan terhadap pasien : pasien setuju akan dilakukan tindakan selanjutnya, pasang infus dengan cairan ringer laktat, kolaborasi dengan dokter obgyn : memberikan ibu obat nefedipin 1 tablet dan metildopa 1 tablet, menyuntikkan ceftriakson dan memberikan MgSO4 secara drips pada cairan infus, memberi komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilannya sekarang merupakan akibat tekanan darah tinggi, menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi, menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup. Mencatat cairan yang masuk dan cairn yang keluar.  Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran-anjuran yang diberikan.
Berdasarkan kasus yang ditemukan pada Ny. D di RSUD Undata Palu, planing of action : observasi keadaan umum, kesadaran,  dan tanda-tanda vital, dan beri tahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : Keadaan umu lemah, kesadaran composmentis, tekanan darah 170/140 mmHg, nadi 110 x/i, respirasi 24 x/i dan suhu 37,80C. Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaannya sekarang. Buat informed consend, persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh tim kesehatan terhadap pasien : pasien setuju akan tindakan selanjutnya, pasang infus RL, kolaborasi dengan dokter obgyn menyuntikkan ceftriakson 1 flakon/IV, MgSO4 secara drips sebanyak 10 cc kedalam cairan infus, memberikan obat oral nefedipin 1 tablet dan metildopa 1 tablet. memberi komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilannya sekarang merupakan akibat tekanan darah tinggi, menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi, menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup. Mencatat cairan yang masuk 500 cc dan cairn yang keluar 50 cc.  Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran-anjuran yang diberikan.
Dengan demikian ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang terjadi di RSUD Undata palu pada Ny.D dengan preeklampsia berat dimana pada kasus tidak disebutkan adanya terminasi kehamilan dengan seksio sesarea ataupun dilakukan induksi.
Penjelasan mengenai terminasi kehamilan ataupun induksi persalinan yang tidak direncanakan oleh tim kesehatan dikarenakan usia kehamilan ibu 31 minggu dan belum ada pelepasan serta belum ada pembukaan pada pemeriksaan dalam.
5.      Catatan Perkembangan
Pada landasan teori disebutkan adanya catatan perkembangan dengan harapan keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital berangsur-angsur membaik.
Berdasarkan kasus yang ditemukan di RSUD Undata Palu pada Ny.D keadan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital berangsur-angsur membaik. Pada hari ketiga dilakukan USG pada Ny.D tidak didapatkan adanya gawat janin. Preeklampsia berat dapat teratasi dan jatuh pada preeklampsia ringan. Pada hari keempat berdasarkan advis dokter ibu diperbolehkan untuk pulang dan dilakukan rawat jalan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang ditemukan pada Ny. D di RSUD Undata Palu.



BAB  VI
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsia berat di Paviliun Matahari RSUD Undata Palu, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada data subjektif ditemukan kesenjangan yaitu ibu tidak mengeluh sakit kepala yang hebat, sedangkan pada teori ditemukan pasien mengeluh sakit kepala yang hebat.
2.      Pada data objektif ditemukan kesenjangan dengan pelaksanaan asuhan dilapangan, yaitu pada kasus Ny.D umur kehamilan 31 minggu sedangkan pada teori umur kehamilan > 35 minggu.
3.      Pada assement, untuk diagnosa aktual terdapat kesenjangan dengan pelaksanaan asuhan dilapangan, yaitu pada Ny.D ditemukan diagnosa aktual yaitu gangguan rasa nyaman. Pada diagnosa potensial tidak ditemukan kesenjangan diagnosa potensial pada landasan teori dan kasus yang terjadi dilapangan. Sedangkan pada tindakan segera tidak terdapat kesenjangan antara landasan teori dan kasus yang terjadi dilapangan.
4.      Pada planing of action ditemukan adanya kesenjangan dengan pelaksanaan asuhan dilapangan, yaitu pada Ny. D dengan preeklampsia berat di RSUD Undata Palu, dimana pada kasus tidak disebutkan adanya terminasi kehamilan dengan seksio sesarea ataupun dilakukan induksi persalinan.
5.      Pada catatan perkembangan tidak ditemukan kesenjangan dimana ibu sudah merasa lebih baik dan preeklampsia berat teratasi dan jatuh pada preeklampsia ringan dan dirawat jalan.
B.     Saran
1.      Bagi pelayanan kesehatan
Diharapkan pelayanan kesehatan lebih teliti dan cermat dalam menangani berbagai kasus, khususnya untuk kasus preeklampsia berat.
2.      Bagi institusi pendidikan
Agar dapat menyediakan literatur tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsia.
3.      Bagi peneliti berikutnya
Agar dalam melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan lebih intensif dan perlu pendampingan langsung pada ibu hamil dengan preeklampsia berat.


1 komentar:

  1. YouTube Video Slots YouTube - VIVISION
    › › Video Games › › Video Games 5.8k views 0:00. YouTube is the largest youtube to mp3 iphone YouTube channel that YouTube users have access to. YouTube offers over 350+ popular videos to its subscribers including

    BalasHapus